-->

Mengapa Membuat Rencana Kehidupan?

on
Thursday, December 12, 2013
Ini adalah lanjutan posting Ayo Bikin Rencana Kehidupan! Kalau ada yang nggak ngerti, mungkin harus baca dulu postingan awalnya. :)

***

Waktu saya dan JG memutuskan pake financial planner, di luar dugaan reaksi orang ternyata "keras" sekali. Satu sisi ada yang penasaran dan ingin tahu, mereka ikut belajar, ikut mendapat ilmu baru, ikut terbukakan. Sisi satunya sinis luar biasa. :)))

"IH NGAPAIN PAKE PLANNER REJEKI MAH UDAH ADA YANG NGATUR!" gitu deh rata-rata orang yang sinis. Ngomongnya nggak santai bro, jutek. Lah?


Iya bener banget kok rezeki udah ada yang ngatur. Cuma kalau rezekinya udah jatoh ke kita, gimana kita ngaturnya?

Kecuali kalian orang kaya raya yang uangnya unlimited, ya ngapain pakai planner. Mau masuk sekolah uangnya ada, mau beli rumah uangnya ada, mau beli mobil detik itu juga ke dealer. Kalau uangnya pas-pasan cuma dari gaji atau usaha sendiri? Gimana mengalokasikannya?

Menurut planner saya, Mas Yudit yang baik hati dan sabar ngobrol berjam-jam sama saya dan JG yang bawel banget banyak nanya, ada beberapa hal yang harus jadi prioritas setiap orang (nggak berurutan soalnya saya lupa urutannya *fail*)

1. Dana Darurat (DD)

Dana Darurat ini (lagi-lagi kata Mas Yudit) adalah bemper utama kehidupan kita. Istilahnya uang untuk jaga-jaga kalau kondisi darurat. Misal orangtua sakit, keluarga sakit, keluarga ada yang minjem duit, dll. Jangan sampai pengeluaran tidak terduga itu mengacaukan cash flow bulanan. DD sebaiknya dalam bentuk likuid (uang cash) yang cepat dicairkan. DD juga digunakan kalau *amit-amit* kehilangan pekerjaan. Dipecat dan masih bisa hidup beberapa bulan ke depan. Asumsi DD yang harus dimiliki (bisa dicicil alias ditabung sedikit-sedikit):

Lajang 4x biaya hidup bulanan. Alias kalau sebulan habis 4juta, kalau lo single idealnya lo harus punya 16 juta untuk dana darurat.
Menikah 6x biaya hidup bulanan
Memiliki 1 anak 9x biaya hidup bulanan
Memiliki 2 anak atau lebih 12x biaya hidup bulanan
Freelancer / Self employed / Small Business Owner 12x biaya hidup bulanan

2. Dana Pensiun

Dana pensiun adalah dana yang digunakan untuk hidup sehari-hari setelah pensiun. Asumsi pensiun umur 55, meninggal umur 80. Berarti harus hidup 25 tahun tanpa gaji. Mau makan dari mana? Dari anak? Yeehhh, anak ya ngurusin keluarganya atuh.

Pernah nggak nemu orang yang kerja bertahun-tahun tapi nggak punya apa-apa karena harus menghidupi orangtua dan keluarganya? Jangan sampai itu terjadi sama kita. Ayo jadi generasi yang lebih baik. Generasi yang nggak merepotkan generasi di bawah kita. Kewajiban kita menghidupi anak, tapi kewajiban anak adalah menghidupi anak istrinya dulu, bukan menghidupi orangtua. Tanggung jawab sama hidup masing-masing dong ya!

Simulasinya gini: umur saya 25 tahun. Pensiun umur 55. Meninggal umur 80. Punya waktu 30 tahun untuk mengumpulkan dana yang akan dipakai selama 25 tahun setelah pensiun.

Asumsi biaya hidup per bulan saat ini 4juta. Inflasi ambil tingginya aja 10%. Sekarang butuh uang 4juta, nanti 30 tahun dari sekarang saat umur saya 55 tahun saya akan butuh Rp 69,797,609.08 / bulan. Total dana pensiun yang akan saya butuhkan selama 25 tahun adalah Rp 16,467,357,465.03. Berarti setahun harus nabung Rp 548,578,582 berarti sebulan harus nabung Rp 45,714,881. HAHAHAHAHAHAHA. Ketawa ajah. Mau nabung Rp 45 juta sebulan demi pensiun yang aman damai? Kalau nggak mau, baca terus!

3. Dana Pendidikan

Dana Pendidikan ya dana untuk pendidikan anak. Itungannya sama kaya dana pensiun. Pake inflasi. Jangan heran kalau setiap tahun biaya sekolah naik terus. Bayangkan kalau anak kita masuk SD 10 tahun lagi. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk sekadar masuk SD? FYI, tahun ini masuk SD di Jakarta swasta yang lumayan oke itu sekitar 20 jutaan. Di Bandung juga sama. 20-30 jutaan. 

Ya terserah kalau anaknya mau masuk sekolah negeri di deket rumah. Tapi apa salahnya punya cita-cita anak sekolah di sekolah bagus mumpung anaknya belum ada. Jadi bisa persiapan lebih lama kan?

Sama planner, plan yang satu ini dibuatkan dari TK sampai S1. Dijamin pusing lihat daftar uang pangkal sekolah. Jadi apa salahnya disiapkan mulai dari sekarang? Iya bener anak mah ada rezekinya, tapi jangan sampai 6 bulan sebelum anak masuk SD tiba-tiba ngirit uang. Anak masuk SD, tabungan habis untuk uang pangkal. Nggak sehat. Kalau disiapkan sejak jauh-jauh hari, sejak bertahun-tahun sebelumnya, seharusnya nggak seperti itu. Bayar uang pangkal anak sekolah nggak usah mengganggu uang bulanan. Keren kan! Nggak bakal ada keluhan "aduh pusing anak gue mau masuk SD" atau "aduh nggak bisa belanja-belanja dulu deh tahun ini anak gue mau masuk SD, duit pangkalnya masih kurang". JANGAN SAMPAI!

4. Proteksi

Ini bikin gemes ya. Asuransi itu proteksi. Masih ada loh yang bilang "ih gue rugi bayar asuransi, bayar-bayar aja terus tapi nggak dapet apa-apa". Ya memang itu fungsinya. Asuransi itu proteksi, melindungi kalau terjadi hal-hal yang nggak diinginkan. Kalau mau untung mah investasi atuh. Yang paling utama asuransi kesehatan, yang kedua asuransi jiwa. Kalau udah punya asuransi kesehatan dari kantor, nggak usah lagi beli sendiri. Gunakan fasilitas kantor sebaik mungkin. 

Yang kedua, asuransi jiwa. Kalau single NGGAK BUTUH asuransi jiwa. Buat apa? Fungsi asuransi jiwa itu kalau lo meninggal dunia, ada orang yang akan terlantar dan nggak bisa makan. Contoh, suami. Kalau suami meninggal nanti anak istri makan apa. Jadi suami butuh asuransi jiwa.

Bertahun-tahun saya follow @mrshananto, saya tercuci otak tentunya soal unitlink. Unitlink ini asuransi+investasi. Jadi asuransi dengan iming-iming dapet uang setelah sekian tahun. Lo rugi banget kalau ikut semacam ini. Baca artikel ini dan ini dulu ya! Kalau belum baca dua artikel itu, jangan sewot dan bilang "gue untung, asuransi dapet, duit dapet" BACA DULU DAN ITUNG BERAPA DUIT LO YANG ILANG! *galak*

Satu lagi, there's no such thing as ASURANSI PENDIDIKAN. Asuransi sifatnya proteksi, sesuatu belum tentu tapi dikhawatirkan terjadi. Kalau pendidikan kan sesuatu yang pasti, apalagi contoh anaknya udah umur 1 tahun, umur 5 dia pasti masuk TK terus masuk SD. Jadi yang sesuai ajalah, asuransi ya asuransi, dana pendidikan ya dana pendidikan.

Semua simulasi dana-dana ini bisa dicoba di sini ya. Keluar deh tuh angkanya miliar-miliaran. Stres ga? lol

Kalau stres, itulah gunanya membuat plan, menentukan target berapa lama akan dicapai, dan berinvestasi. Percayalah, target kalian nggak akan tercapai hanya dengan menabung. Dalam plan dijelaskan detail prioritas terpenting apa, kapan sebaiknya dicapai, dan produk investasi apa yang digunakan. Semuanya reksadana. Yang buta banget soal reksadana bisa baca artikelnya di sini:

Tentang berinvestasi di reksadana 1 dan berinvestasi di reksadana 2.

Bikin plan bisa nggak sendiri? Bisa bangeeetttt! Apalagi kalau kalian wartawan ekonomi yah, saya yakin banget lah ngerti soal investasi. Yang penting sekali lagi, bikin daftar tujuan, bikin waktu target tercapai, dan bagaimana mencapainya.

Saya mah kan wartawan hura-hura ya, nggak ngerti sama sekali soal produk reksadana yang harus dibeli dan harus belinya di mana, takut salah. Iya beli di bank, tapi bank mana? Oke di bank anu, harus beli yang mana? T_____T Makanya saya bayar planner aja. Biar diarahkan ke bank anu, beli produk yang ini buat dana pensiun, beli yang ini buat dana pendidikan. Mereka punya history produk juga apakah menguntungkannya konsisten apa nggak. *aduh bahasa gue*

Plan saya juga belum selesai. Ada draft 1 sampai maksimal draft 3 finalisasi. Semoga Januari udah bisa implementasi ya. Doakan semoga semua tujuannya tercapai! Excited banget karena bisa menjalani hidup dengan tenang tanpa memikirkan gimana hidup di masa depan. :)

Oiya, jangan takut hidup susah kalau dibikinin plan! Apalagi kalau udah terbiasa menabung setiap bulan, nggak berasa kok! Uang jatah jajan dan shopping saya tetep utuh! Nggak diotak-atik sama sekali sama Mas Yudit. Jadi prinsipnya, plan jalan, investasi jalan, bukan berarti lo hidup susah jadi nggak ganti baju atau nggak makan di luar. Tetep bisa belanja dengan angka yang sama dengan bulan lalu! Luar biasa! *kesenengan*

Abis baca ini nggak ada alesan macam "tapi gue nggak ngerti investasi" atau "tapi gue beneran buta kalau soal uang" BELAJAR DONG! Kalau sembunyi di balik alesan nggak ngerti atau buta mah kapan mau majunya. Ayo semangat!

Sekali lagi tulisan ini tidak disponsori siapapun. Ayo berubah bersama demi generasi yang lebih baik! :)

-ast-

Ini adalah lanjutan posting Ayo Bikin Rencana Kehidupan! Kalau ada yang nggak ngerti, mungkin harus baca dulu postingan awalnya. :)




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
2 comments on "Mengapa Membuat Rencana Kehidupan?"

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)